Salatiga (KATAKUNCI) – Sebuah studi terbaru yang dilakukan pada peserta seminar tentang perilaku mengabaikan orang lain saat menggunakan ponsel (phubbing) mengungkapkan fakta yang mengejutkan.
Ternyata banyak orang tua belum menyadari bahwa kebiasaan mereka sering menggunakan ponsel saat berinteraksi dengan anak-anak dapat memicu perilaku yang sama pada si kecil.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas peserta seminar awalnya tidak familiar dengan istilah phubbing. Namun, setelah mengikuti sesi edukasi mereka menyadari bahwa perilaku mereka dalam menggunakan ponsel dapat berdampak negatif pada hubungan keluarga.
Anak Meniru Perilaku Orang Tua
“Anak-anak adalah peniru ulung, mereka akan mencontoh apa yang dilakukan orang tua mereka dan jika orang tua sering bermain ponsel saat makan malam bersama keluarga, maka anak-anak juga akan cenderung melakukan hal yang sama,” kata Alya Inas Yuliana saat mengisi acara seminar beberapa waktu lalu di Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Menurut Alya, temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan adanya korelasi antara perilaku phubbing orang tua dan masalah perilaku pada anak.
Studi longitudinal oleh Johnson et al. (2022) misalnya, menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya sering melakukan phubbing cenderung lebih sulit berkonsentrasi, memiliki masalah tidur dan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi.
Dampak Negatif Phubbing
Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa smartphone juga memberikan manfaat seperti akses ke informasi yang cepat, kemudahan berkomunikasi dan hiburan. Sensasi menyenangkan yang diperoleh dari interaksi dengan ponsel dapat memicu pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang.
Namun efek kebahagiaan ini bersifat sementara dan dapat memicu siklus ketergantungan dan seiring berjalannya waktu, individu mungkin merasa perlu menggunakan ponsel lebih sering untuk mendapatkan kembali perasaan senang tersebut sehingga memicu kecanduan perilaku phubbing.
Seperti hasil penelitian yang menyebutkan kebiasaan teknologi dari penggunaan internet untuk jangka pendek dapat meningkatkan rasa kesejahteraan dalam diri individu tetapi pada tingkat kecanduan yang berlebihan, hal ini dapat dikaitkan dengan penurunan kesejahteraan subjektif (Su & He, 2024).
Selain berdampak pada perkembangan anak phubbing juga dapat merusak hubungan interpersonal dalam keluarga, ketika orang tua lebih fokus pada ponsel daripada pada anak-anak mereka karena anak-anak akan merasa diabaikan dan tidak diperhatikan. Hal ini dapat menyebabkan masalah kepercayaan, komunikasi dan kedekatan emosional dalam keluarga.
Solusi yang Menjanjikan
Seminar yang dilakukan oleh Alya Inas Yuliana dan temannya ini menawarkan solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah phubbing. Peserta diajarkan tentang pentingnya menjadi role model yang baik bagi anak-anak, cara mengatur waktu penggunaan gadget, serta teknik membangun kualitas waktu bersama keluarga.
“Dengan memahami dampak negatif phubbing dan dilengkapi dengan pengetahuan serta keterampilan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan keluarga yang lebih sehat dan harmonis,” ujar Joan Victory rekan Alya Inas Yuliana yang juga menjadi salah satu pemateri dalam seminar.
Pentingnya Edukasi
Hasil seminar ini menunjukkan pentingnya edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang apa itu phubbing dan bahaya phubbing. Dengan memberikan informasi yang akurat dan relevan, maka dapat mendorong orang tua untuk lebih memperhatikan kualitas interaksi dengan anak-anak mereka.
Daftar Pustaka: Su, P., & He, M. (2024). The mediating role of loneliness in the relationship between smartphone addiction and subjective well-being. Scientific Reports, 14(1), 4460. https://doi.org/10.1038/s41598-024-54546-3